Akumembawamu dengan hatiku, memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Sari pati hidupku, kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur, demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu. Harapanku pada setiap harinya, agar aku selalu melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat, adalah setiap permintaanmu agar aku berbuat sesuatu untukmu.

Setelah tujuh tahun di pondok pesantren Matholiul Anwar Pangarangan Sumenep sejak dinyatakan lulus dari SDN Ambunten Timur 02 Kecamatan Ambunten, Sumenep anakku yang kedua Muhammad Abduh Ar-Ridha kini telah menjadi santri khirrijin pada akhir April 2019. Entahlah dalam pandangannya ia selalu melihat sosok besar seorang Gus Mus, Rembang dan D Zawawi Imron dari kota siwalan Sumenep, Madura. Dua sosok itulah yang seolah-olah menjadi "kaca gebbang" atau pionir dalam batinnya. Maklumlah selama di pondok pesantren tidak diperkenankan membawa HP. Bagi santri cukuplah mengaji kitab-kitab klasik, ya itu saja. Sebab itu setiap ada waktu untuk pulang yang biasanya hanya dua kali dalam setahun yaitu ada Idul Adha dan Idul Fitri dia selalu pinjam dan membuka HP milik saya, ayahnya. Yang dicarinya adalah akun facebook saudara Ibnu Hajar, teman saya ketika di pondok pesantren yang sama dulu. Ia sangat menggandrungi puisi-puisinya di akun facebooknya. Dan pernah menuturkannya kepada saya, "Pak, boleh kan kalau saya ingin jadi penyair ?" Dengan berbekal cita-cita itulah ia minta izin kepada ibunya untuk bisa melanjutkan perkuliahannya di Jogjakarta. Sebab ia meyakini dengan berbaur dengan komunitas penulis di di Jogja bisa menumbuhkembangkan bakat alamiahnya yaitu menjadi penyair dan penulis. 3 hari yang lalu tepatnya tanggal 12 Mei 2019 ia mengikuti utbk sebagai salah satu persyaratan untuk mendaftar dan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri di Universitas Trunojoyo Madura. Ia melukiskannya dalam sebuah akun facebooknya sendiri berikut ini. Pada malam pertama di Bangkalan bismillah.. cintamu adalah lautan yang tak bertepi rindumu adalah sampan bagiku untuk melawan tarian tarian ombak di bibir mu yang menabur gerimis luka pada senja beribu sampan kulayarkan mencari mimpi yang hilang dalam goresan perjalanan cerita kita dalam memeluk sajak puisi dan kata kata dikamarsunyi jum'at 10 mei 2019 bangkalan madura Pada hari ketiga ketika akan mengikuti tes utbk di Bangkalan bismillah... ibu, bapak, guru-guruku dan kiai..kubawa dawuhmu yang menjelma kupu-kupu bagiku untuk berterbang di angkasa raya ini dalam sajak cintamu UTM BANGKALAN MINGGU 12 MEI 2019 SEMOGA BAROKAH DAN SUKSES Kemudian aku mencoba mengomentarinya dalam sajak puisi berikut. Terbanglah ... Terbang dengan corakmu nan indah Nekstar cinta sengaja dilelehkan pada bibir-bibir melati penuh semerbak Sejauh nafas madu di dada ini Terbanglah sehingga rembulan terangi senja Betapa ia sangat menginginkan pun mendambakan doa dari kedua orangtuanya sehingga ia menulisnya berikut ini Laut di cipta... Untuk selalau memeluk ombak pepasir dan karang... Matahari bersinar.... Untuk selalu menghangatkan Sahara samudera.... laksana rama rama... Yang mengitari puspa... Ibu, engkaulah lautku Engkaulah matahariku... Engkaulah puspa ku.... Duhai anakku gapailah cita-cita kamu, ayah-ibumu merestui dan selalu mendoakan atas kesuksesanmu. Ambunten, 14/05/2019 Penulis Redaksi Ahad 15 September 2019 Ilustrasi: Youtube Al-Anwar Atorcator.Com - Pada acara 40 hari wafatnya Mbah Maimoen Zubair, hadir menteri Agama, lukman Hakim Saifudin pada Sabtu 14 September 2019 atau 15 Muharam 1441 di pondok pesantren Al-Anwar Sarang Rembang Jawa Tengah. Kehadiran beliau pada acara 40 hari seakantembak-tembak di depan mata seolah roti hanya jeritmu Kartini, Hanya Jeritmu yang membuat kami berdiri. Aku tunggu di sini di tengah-tengah sawah di atas tanah leluhur yang asri aku tunggu semangatmu datang kepada telinga kami. Ruang Rindu, 2022. ULASANKU:bacalah di saat rindu: Wahai kekasihku aku rindu marahmu. Supaya kau rawat diGorontalo, saya teringat pada santri-santri di. sejumlah pesantren tua di Jawa Tengah dan Jawa Timur, saya juga teringat pada bule-bule mancanegara di Ubud, mereka semua begitu antusias mendengarkan pembacaan. puisi, begitu semangat memperbicangkan puisi. Selain membacakan puisi, memberikan diskusi atau
\n \n\n\n \n puisi untuk anakku di pesantren
Puisi; Motivasi untuk Diri. By Fathimah NJL Feb 11, 2017. 1,228 total views, 1 views today . Diriku, ketika kau lihat di depan matamu. Kau lihat jalan yang penuh dengan halangan. Lalu kau merasa tak mampu untuk melewatinya. Maka janganlah takut. Kelas 2 SMA, Pesantren Media] Navigasi pos. Puisi ; Kejujuran Hati . Di Ufuk Senja, Aku ContohPuisi untuk Guru yang akan Pensiun. Selanjutnya ada contoh puisi guru sedih bikin nangis yang ditujukan untuk guru yang akan pensiun. Jika ingin menyampaikan puisi khusus untuk kondisi seperti ini, pastikan untuk mengutamakan unsur waktu di dalamnya. Simak uraian contoh berikut ini: Waktu memang terus berlari . 451 30 224 85 377 164 482 37

puisi untuk anakku di pesantren